untukmu, wahai kau diri...

Boleh jadi sesuatu yang paling kau benci adalah yang sangat baik untukmu, -dan boleh jadi sesuatu yang sangat kau sukai adalah yang membawa rugi untukmu. 
Sadarlah, kau hanya seorang hamba yang tidak mengerti apa-apa. Lalu, masih pantaskah kau mengeluh sedemikian rupa ???

Ketahuilah wahai kau diri,
Tuhanmu sedang memperhatikan tingkahmu. Tingkah norak yang sedang kau bagi pada dunia. Padahal jauh setelah itu, Tuhanmu sudah menyiapkan banyak hal istimewa untukmu. Jika saja kau bersedia menunggu, bersabar sedkit lebih lama.

Coba perhatikanlah mereka. Mereka yang telah melalui penantian demi penantian, mereka yang sudah bersabar dengan sebenar-benarnya sabar, mereka sudah menikmati akhir mereka sekarang. Bagaimanapun akhir itu, mereka terlihat menikmatinya bukan ? itulah yang disebut penerimaan. Tidak peduli ketika akhir itu tidak sama dengan harapan, atau mungkin lebih baik jika sesuai harapan, mereka tetap menikmatinya. 

Wahai kau diri
Jangan sekali-kali kau berkata Tuhan tak peduli. Justeru Tuhan adalah satu yang paling peduli. kau saja yang sedang buta. kau saja yang berpura-pura tuli. Sunggguh, jangan sampai kau termasuk diantara orang yang tidak tahu diri.

kuharap kau selalu dalam waktu merubah diri, 
merubah diri lebih dan lebih baik lagi. 
Semoga saja, wahai kau diri......

tentang hidup

Bahwa hidup bukan tentang penghakiman, penghakiman yang berujung ke-sia-an. Bahwa hidup adalah perjalanan, perjalanan untuk mencari, menerima, menjalani, dan terus mensyukuri.

Tak perlu banyak mencaci, cukup nikmati. Tak peduli seberapa banyak ujian, kokohlah untuk berdiri. Kita hidup untuk belajar, belajar menerima, pun mensyukuri. Ingatlah, Tuhan tak pernah memberi pada yang tak layak diberi. Itu janjiNya, pasti. bagaimanapun pemberian Tuhanmu tetap syukuri, meski lewat kesakitan yang menyakitkan atau lewat kesenangan yang menyenangkan. 
Jalani, syukuri, dan berdoa'lah. Tuhan Maha Melihat lagi Maha Mendengar.

-dia, seorang sahabat baik...

Tulisan sederhana ini kupersembahkan untuk seseorang, 
seorang sahabat baik yang kukenal,Rizka Winda Septarina...

Bahwa seorang sahabat baik mengajarkan penerimaan. Penerimaan akan perbedaan, saling menghargai. Karena -dia sahabat baik tidak hanya berdiri di atas persamaan, melainkan dapat duduk bersama dengan perbedaan.

Bahwa seorang sahabat baik bukan sekedar melengkapi, melainkan menemani. Karena -dia sahabat baik akan selalu berbagi. Berbagi ketulusan, kesetiaan, kebersamaan, pun air mata dan kebahagian.

Bahwa seorang sahabat baik boleh jadi penasihat sejati. Karena -dia sahabat baik akan jujur, bukan membohongi. -dia sahabat baik akan peduli, bukan diam menutupi.


Karena seorang sahabat baik adalah sahabat baik, titik 

Selamat hari PAHLAWAN, ibu....

Pernah mendengar nama, “Jendral A.Yani, Mayen A.D.I Panjaitan, Letjen MT. Haryono, Kapten Piere Tandean, Letjen A.S Parman, Letjen Suprapto, dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo ?”
Harusnya pernah !!

Sedari duduk dibangku Sekolah Dasar tentu kita sudah mengenal nama mereka, mempelajari dan mengenang perjuangan mereka. Mereka semua sejarah bangsa kita, Indonesia. Mereka semua pahlawan revolusi. Pahlawan yang berjasa melawan keganasan PKI. Mereka gugur dan meninggalkan nama, pun jasa yang dikenang sepanjang sejarah kemerdekaan bangsa.
Mengheningkan cipta..mulai...

Pah.La.Wan
Sejatinya bukan hanya mereka yang gugur di medan perang

Pah.La.Wan
Mencakup semua nama yang berjasa untukmu, hidupmu
Maka siapa pahlawan itu ?
Dialah ibu, ibu, ibu...

Ibu, mama, mami, umi, umak, bunda, dsb...
Entah bagaimana kita menyapanya, dia tetaplah wanita yang paling berjasa dalam hidup kita.
Wanita yang ikhlas menukar nyawanya ketika melahirkan kita. Wanita yang tulus membagi kasihnya tanpa diminta. Beliau juga yang merawat kita sedari belia sampai dewasa. Mengajarkan banyak cara dengan cara yang berbeda-beda. Setiap ibu punya cara untuk merawat, mendidik, dan membesarkan anak mereka.

Bagiku, Ibuku pahlawanku
Pahlawan yang berjuang untukku, kebahagiaanku.
Beliau selalu melakukan banyak hal untuk menunjukkan cintanya. Seringkali mengingatnya membuat mataku basah. Dan hanya dengan mengingatnya, kemarahan seketika reda. Sungguh, kebaikan dan kasih sayangnya tak terbatas kata.

Bagiku, ibuku pahlawanku
Pahlawan yang mengajarkan cara padaku.
Ketika mendidik ibuku tegas, bukan kasar. Beliau memang cenderung tegas jika aku tidak mengerjakan tugas-tugas rumah, tapi hikmahnya aku menjadi cukup terbiasa menjaga kebersihan. Bukankah islam memang mengajarkan  bahwa kebersihan itu sebagian dari iman ?

Bagiku, ibuku pahlawanku
Pahlawan yang menjadi inspirasiku
Aku suka cara ibu. Aku mencintaimu pahlawanku

Selamat hari PAHLAWAN, ibuku….
(2013, Nopember, 10)


ta-wa-kal

ketika semua usaha sudah dilakukan.
ketika doa-doa sudah dipanjatkan.
sudah saatnya untuk bertawakal.
pasrah akan takdirnya.
pilihan terbaik tentunya, untuk kita.

kita hanya perlu menunggu.
mempersilahkan waktu mengungkap satu-satu.

Jalani-Yakini-dan iringi saja dengan doa.
sertakan juga sabar dan ikhlas di dalamnya.
percaya pada janji Allah, Maha penjawab pinta.
sungguh, Allah tidak pernah ingkar.
sekarang tergantung kita, Mau pilih yang mana ?
percaya atau mendusta...


(Nopember, 2013)

Sk-ri-psi

Akhir-akhir ini aku kembali mengingat-ingat. Mengingat apa yang masih layak untuk kuingat. Mengingat kejadian demi kejadian yang belum sempat tertulis, kemarin. 
Kali ini aku hanya ingin berbagi tulisan. Tidak perduli ketika tulisan ini hanya menjadi ceritaku sendiri. Aku masih ingin berbagi. 
*
Kusimpul senyum saat mengingat kegalauan yang pernah kutunjukkan melalui sebuah display picture yang terpasang di salah satu media sosial milikku. Sebaris doa yang ku untai kepada DIA usai sujud tiga rakaat itu kubagi lewat tulisan yang ter-capture kala itu.

jika semua yang terjadi dapat lebih mendekatkanku pada-MU, 
mohon sertakan juga sabar dan ikhlas di dalamnya.... 
Supaya aku tak berputus asa, 
Supaya aku terus berdoa, 
Dan mohon ampunkan juga kesalahan-kesalahanku... 
Dan tetap bahagiakan mereka semua.. 
Ya Rabb....
Mungkin itulah bukti kegundahanku, setelah kesekian kalinya aku dikecewakan beliau. 
"Aku masih mengingatnya bu, tapi aku lebih berterimakasih." 

**
Aku mengambil mata kuliah skripsi tepat di semester 8. Itulah kebijakan dari prodi kami, skripsi baru dimulai di semester 8. Jika tidak mengejar, maka akan ketinggalan. Karena itulah aku sering galau. 

Galauku ini sebenarnya cukup beralasan. alasan utamanya tentu saja karena.....
"Ketika yang lain bisa setiap hari bimbingan di kampus, anak-anak bimbingan bunda hanya bisa bimbingan di akhir pekan, pun jika itu tak dikecewakan. ini terjadi bukan hanya sekali. Bahkan hampir setiap kali. Perjalanan 2 jam ku menuju rumah beliau harus sia-sia saat hampir sampai. 

"Maaf hari ini bimbingan dibatalkan" 
Aku hanya bisa mengelus dada setiap kali membaca pesan singkat itu. Pesan singkat yang terlambat datang. ketika aku sudah hampir sampai. ketika dua jam perjalanan sudah terlewatkan.

Begitu. Kejadian terus berulang. Terus begitu. Karena itu ketika seminar teman-teman sudah terjadwal, aku bahkan masih di bab 1. Belum ada kemajuan. Alhasil ketinggalan. 

aku semakin takut jauh tertinggal. Karena itu dengan percaya diri aku mengisi waktuku menyelesaikan bab 2 dan 3, sebelum bab 1 di acc. Tapi tidak disangka ternyata cara ini bisa berguna. Saat diminta bab 2 dan 3 aku hanya tinggal menberikannya. Mungkin karena ini aku bisa sedikit demi sedikit menyusul mereka. 

Alhamdulillah, akhirnya aku seminar juga. Juni kala itu...
Aku dan teman-teman satu bimbinganku memang penutup dari semua seminar. Seminar yang membuatku dibantai habis-habisan. Haha. Bu Dian jangan terlalu kejam padaku, itulah perkataan dobingku sewaktu aku seminar. Terimakasih ibu, 

Seminar - Revisi - Penelitian - Pembahasan- dan kesimpulan, berlalu dalam satu bulan. 
Mungkin hanya keberuntunganku saja ketika aku bisa sidang di akhir Juli. Alhamdulillah. Sidang yang aku usulkan sendiri. Begitu beraninya mulutku ini usul untuk sidang. Haha. Dan yang tidak pernah kusangka, usulanku diterima. Alhasil aku sidang. Mendahului teman-teman yang kemarin mendahului seminar. Terimakasih ibu. Sampai sekarang aku masih bingung kenapa ibu bisa menerima usulan itu. 

***
Alhamdulillah untuk akhir yang tak terduga... 
Terimakasih banyak untuk kedua dosen pembimbingku yang walau hanya dalam hitungan jari membimbing, namun sudah mendampingi. 

Skripsiku buah pikirku.. Skripsiku semangatku..Skripsiku kerja kerasku..
Skripsiku sumber tangisanku.. Skripsiku alasan senyumanku...


Sembilan Nama, ku merindu...

Teruntuk semua nama yang pernah mengisi cerita. Teruntuk setiap jumpa yang pernah ada. Terimakasih untuk segala. Terimakasih sudah sudi menjadi bagian terindah diantara yang indah. Terimakasih untuk jalinan persaudaraan dan cinta kasih dalam bingkai persahabatan. Maaf jika aku lancang menyebut kalian sahabat. Aku harap, pun kalian sama.

"Kita", maaf jika aku kembali lancang menyapa aku dan kalian sebagai kita. Aku berharap kalian menyukainya. Aku tahu betul bersama kalian aku mengenal kebersamaan. Kebersamaan yang menciptakan kehangatan, kepedulian. Terimakasih.

Kini...... masihkah kita saling mengingat ?
Aku takut mendengar jawaban kalian. Aku ragu kalian masih mengingatnya, bahkan aku. Kalian tahu sepertinya aku sedang merindukan kalian sekarang. Semua sosok berbeda yang menjadikan ceritaku berwarna. Sekarang, semua sosok itu kembali hilang ditelan waktu. Seperti sebelumnya, sebelum ada jumpa diantara kita. Sekarang semua canda tawa yang pernah ada hanya menyisakan kenangan. Kenangan yang semakin merindukan.

Kepada kalian yang berdiri disana...
Aku harap masih ada jumpa diantara kita. Masih ada gelak tawa seperti dlu. 
Seperti saat kita berseragam putih abu-abu.


Kepada kalian yang berdiri disana...
Masih sudikah kalian bertukar kabar denganku? 
Sekedar menyapa, memberi tahu keadaan kalian. 
ketahuilah, aku merindukan sapaan kalian.


Kepada kalian yang berdiri disana. 
Masih bisakah tangan ini saling menggenggam. Saling merangkul. 
Masih adakah senyuman saat ada jumpa, lagi.
sitong, sonya, utin, gita, nana, icha, tun omha, decong, ayang isty
kurang satu nama lagi, shiyie. 

Salam dariku teruntuk sembilan nama...
"kapan kita bisa kumpul lagi, lengkap bersepuluh ? "


dan mestinya sesal itu tak pernah ada

Tak ada yang tahu bagaimana esok, pun tak ada yang mampu mengulang waktu kemarin. Syukuri saja.

Jika-lau masih bisa mengulang tentunya aku tidak akan memilih. Suatu pilihan yang ternyata telah membawa dampak teramat besar sekarang, bahkan nantinya. Suatu pilihan hidup yang akan menjadi profesi seterusnya. Suatu pilihan yang pernah lama aku sesali. Mungkin begitulah aku di tahun-tahun kemarin.  

Empat tahun sudah berlalu. semua berjalan seiring waktu. 
-dan yang masih melekat dalam ingatku, tak semua jalan yang telah berlalu itu lurus. Masih sering kutemui tanjakan, pun tikungan yang seringkali membuatku jatuh. Pernah, seorang teman berkata, "empat tahun ini tidak terasa, akhirnya kita bertoga juga. "Seorang sarjana", begitulah mereka menyebutnya. Mendengarnya aku hanya bisa menyimpul senyum sederhana. Mungkin benar, bagi mereka empat tahun itu begitu cepat, tidak terasa. Tapi, tidak denganku.

Masih ingat. Bahkan bisa dibilang aku masih sangat ingat bagaimana aku menjalani empat tahun itu. Empat tahun yang yang membuatku banyak menciptakan pertentangan antara hati dan perbuatan. Empat tahun yang ternyata aku jalani dengan separuh hati. Separuhnya lagi ? Tolong, jangan tanyakan.

Bagaimana bisa -aku menggambarkan -aku disaat-saat itu". Aku berlakon seolah menikmati semuanya. Entah itu jadwal kuliah, tugas bahkan ujian demi ujian juga telah aku lewati. Sejatinya semua memang sudah lewat. Mestinya aku bisa bersyukur. Mestinya aku tak lagi mencari pembenaran untuk keadaan ini. Sekali lagi, mestinya. Kenyataannya, aku masih sibuk menyalahkan diri sendiri atas pilihan sendiri. Konyol memang. Tapi inilah adanya, perasaan yang pernah menghakimi kenyataan.

Maafkan aku yang tak pandai bersyukur ini. 
Maafkan aku yang enggan berdamai dengan keadaan. 
Maafkan aku yang belum bisa memaknai pemberian dari-Mu. 
Pemberian yang aku yakini adalah pilihan terbaik dariMu, untukku. 
Ampuni aku Tuhan.

Sekarang aku mulai sadar, Tuhan. Sekarang memang bukan saatnya lagi menyesal. Tidak ada gunanya. Tidak ada yang akan berubah. SYUKURI -SYUKURI- SYUKURI, kuncinya bersyukur saja. Semua yang terjadi sudah ada yang mengaturnya. Baik-buruk takdir tergantung bagaimana cara menyikapinya. Tuhan menyediakan segala yang terbaik menurut-Nya, jangan pandang sebelah mata pilihan-Nya. Itulah yang terbaik. Mungkin belum aku sadari sekarang, tapi nanti. aku yakin Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

aku seorang pelayan. Yaa, pelayan kesehatan. suatu profesi yang sangat mulia jika diiringi dengan keikhlasan,,,
sejatinya penyesalan itu tak pernah ada.........



Teruntuk Cinta

Teruntuk Cinta-ku yang Maha Sempurna
yang menyertakan cahaya dalam setiap langkah
yang senantiasa menjawab setiap pinta
terimakasih Cinta...

Cinta...
terimakasih untuk setiap pelangi yang tercipta seusai rinai
bagiku, ini benar-benar tahun yang penuh pengajaran
2013 dengan segala tawa-tangis-harap-tulus-kecewa yang aku rasakan
aku sangat mensyukurinya Cinta

Cinta...
aku sangat bahagia karena Engkau masih titipkan aku pada orang tua yang penuh kasih dan selalu tulus menguntai doa istimewa untuk ku
aku juga sangat bahagia Engkau masih menghadiahiku sahabat-sahabat terbaik pilihan-Mu
sahabat-sahabat yang mampu memapahku di tahun-tahun akhir perkuliahanku
terimakasih untuk setiap kasih yang Kau titip melalui mereka..

Cinta...
jujur saja, se-be-nar-nya...
aku (kemarin) -kecewa- saat pertama kali mengetahui siapa yang akan membimbingku untuk menyelesaikan akhir itu
Terlebih saat menjalaninya. Terlalu banyak airmata yang jatuh. banyak.
Yaa aku selalu menangis setiap kali dalam kondisi seperti itu...
Tapii.... cinta,,                                       
Justru kondisi seperti itu yang semakin mendekatkan aku pada-Mu :')

Cinta...
Aku masih ingat akan saat-saat yang baru saja berlalu. Saat teman-teman lain sudah mulai berlari jauh membelakangi. Aku dan teman-teman satu bimbinganku masih merangkak pelan untuk saling menguatkan.
Sungguh Engkau tahu bagaimana aku saat itu. Aku dengan segala keterbatasan. Terbatas. Terbatas dalam sabar, dalam langkah.
namun Alhamdulillah, Engkau kenalkan aku pada mereka. Orang-orang kuat yang membuatku tidak merasa sendirian saat yang lain telah jauh di depan membelakangi. Yaa kami memang sudah jauh tertinggal. Jauh. bahkan, aku sempat ragu apakah bisa mengejar ketertinggalan itu.
masih bisa kubayangkan bagaimana putus asa nya aku saat itu :'
Hanya doa dan air mata yang mengisyaratkan semuaanya.. 
Yaa semuanyaa... 

Sampai akhirnya......
2 pekan yang merubah semuanya #12-26 juli 2013
Semua terjadi begitu saja...
Kau jawab semua air mata dengar akhir yang bahagia...
Banyak keberuntungan yang baru aku rasakan dari takdir yang engkau tetapkan..
Ternyata ini hikmah yang kau selipkan dengan memasangkan keduanya sebagai pembimbingku...
Terimakasih cintaaa...
Kau gerakan hati keduanya terhadapku..
Hingga aku dapat menyelesaikannya. Alhamdulillah
Tak pernah ada yang menduga ini semua, begitupun dengan aku dan mereka..

Cinta...
Walau akhirnya aku harus melewatinya tanpa mereka. Rekan satu bimbinganku semua.
Aku mohon pada-Mu cinta, tetap kuatkan semangat mereka
aku percaya mereka bisa...

Salam hangat untuk 4 orang terhebat yang telah mengisi akhir cerita ini..

Sungguh, sesudah kesulitan itu ada kemudahan 
Maka, nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan ?


Aku meraba dari yang tak ada..
Aku mendengar dari yang bernada..
Aku meremang dari yang tercipta..
Lalu aku simpul dalam rajutan kata ..
- Utin Andherstories-