Tak
ada yang tahu bagaimana esok, pun tak ada yang mampu mengulang waktu kemarin.
Syukuri saja.
Jika-lau masih bisa mengulang
tentunya aku tidak akan memilih. Suatu pilihan yang ternyata telah membawa
dampak teramat besar sekarang, bahkan nantinya. Suatu pilihan hidup yang akan
menjadi profesi seterusnya. Suatu pilihan yang pernah lama aku sesali. Mungkin begitulah
aku di tahun-tahun kemarin.
Empat tahun sudah berlalu. semua berjalan seiring waktu.
-dan yang masih melekat dalam ingatku, tak semua jalan yang telah berlalu itu lurus. Masih sering kutemui tanjakan,
pun tikungan yang seringkali membuatku jatuh. Pernah, seorang teman berkata, "empat tahun ini tidak terasa, akhirnya kita bertoga juga. "Seorang
sarjana", begitulah mereka menyebutnya. Mendengarnya aku hanya bisa
menyimpul senyum sederhana. Mungkin benar, bagi mereka empat tahun itu begitu
cepat, tidak terasa. Tapi, tidak denganku.
Masih ingat. Bahkan bisa dibilang
aku masih sangat ingat bagaimana aku menjalani empat tahun itu. Empat tahun
yang yang membuatku banyak menciptakan pertentangan antara hati dan perbuatan. Empat tahun yang ternyata aku jalani dengan separuh hati. Separuhnya lagi ?
Tolong, jangan tanyakan.
Bagaimana bisa -aku menggambarkan -aku disaat-saat itu". Aku berlakon seolah menikmati semuanya. Entah itu
jadwal kuliah, tugas bahkan ujian demi ujian juga telah aku lewati. Sejatinya
semua memang sudah lewat. Mestinya aku bisa bersyukur. Mestinya aku tak lagi mencari pembenaran untuk keadaan ini. Sekali lagi, mestinya.
Kenyataannya, aku masih sibuk menyalahkan diri sendiri atas pilihan
sendiri. Konyol memang. Tapi inilah adanya, perasaan yang pernah menghakimi
kenyataan.
Maafkan aku yang tak pandai
bersyukur ini.
Maafkan aku yang enggan berdamai dengan keadaan.
Maafkan aku
yang belum bisa memaknai pemberian dari-Mu.
Pemberian yang aku yakini adalah
pilihan terbaik dariMu, untukku.
Ampuni aku Tuhan.
Sekarang aku mulai sadar, Tuhan.
Sekarang memang bukan saatnya lagi menyesal. Tidak ada gunanya. Tidak ada yang
akan berubah. SYUKURI -SYUKURI- SYUKURI, kuncinya bersyukur saja. Semua yang
terjadi sudah ada yang mengaturnya. Baik-buruk takdir tergantung bagaimana cara
menyikapinya. Tuhan menyediakan segala yang terbaik
menurut-Nya, jangan pandang sebelah mata pilihan-Nya. Itulah yang terbaik. Mungkin
belum aku sadari sekarang, tapi nanti. aku yakin Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
aku seorang pelayan. Yaa, pelayan kesehatan. suatu profesi yang sangat mulia jika diiringi dengan keikhlasan,,,
sejatinya penyesalan itu tak pernah
ada.........
0 komentar:
Posting Komentar
-Utin Andherstories-